Sabtu, 25 Mei 2013

Sherlock Holmes Dan Perjalanan Arsene Lupin Bab 1 bagian 1

Part 1.1 – kejutan makan malam
            Pada suatu malam, saat hari bersalju tanggal 31 menunjukan berganti tahun sekarang 1889, malam di London begitu ramai. Sekarang jam 7.30 di tengah perjalanan dari Winchester ke London, dengan mobilku, aku melewati beberapa kedai makanan dan café, berjalan jalan sedikit bersama kekasihku, Mary Morstan. Kupikir malam ini lebih baik menikmati suasana December yang gembira ini, hal ini cukup melepas rasa penatku setelah melayani beberapa pasien dari Winchester dan kurasa Holmes akan sedikit tenang ketika tidak ada tamu dan menikmati pipanya, atau duduk di kursinya yang ada di depan perapian karena malam ini memang indah, tapi agak sangat dingin. Tidak ada kasus yang kutangani bersama Holmes bulan ini, dan ini adalah saatnya istirahat bagi Holmes, akan kubiarkan dia melepaskan dahulu berkas berkas kepolisian London dan kasus kasus dari tangannya. Sherlock Holmes adalah seorang yang hebat akan imajinasinya, intelejennya tinggi dan metode metodenya yang ilmiah sangat berkesan bagiku, meskipun sering kali ditemani dengan penampilannya yang agak berantakan, rambutnya tidak disisir rapi, terutama penampilannya dalam jas dan kemejanya kusut baru baru ini, aku tidak memperhatikan bagaimana Mrs. Hudson merawat barang barang dan pakaiannya. Walaupun yang kupikir bahwa Holmes sedang istirahat bulan ini, tapi satu hal yang tidak pernah hilang dari dirinya, yaitu deduksinya, deduksi dari setiap masalah yang  dia selalu miliki, meskipun terkadang tidak masuk akal dan aku harus percaya akan imajinasi imajinasi yang menjadi perkiraan baginya. Memang terdengar konyol tapi begitulah Sherlock Holmes, teman 221 Baker Streetku ini. Mary Morstan bersama denganku malam ini, dan kami makan malam di salah satu pondok yang letaknya beberapa meter tidak jauh dari Baker Street rumah Sherlock Holmes, mejanya rapi, lantainya merah dengan motif garis garis miring berwarna kuning dan lampunya menyala terang menembus jendela ke arah luar ke jalan raya.

“ kita akan makan di sini ? ” Mary bertanya padaku.

“ ya, tentu “ jawabku.

“ tempat yang nyaman “

“ yaa, meskipun tidak mewah, tapi kurasa kita akan suka “ aku mulai duduk dan meletakan tongkatku.

“ kau bisa duduk terlebih dahulu, Watson… sementara aku akan pesan makanan “

“ ah ! tidak apa apa, biarkan pelayan datang pada kita “

“ owh, baiklah… owh ya, bagaimana kabar Holmes ? “

“ ah, dia butuh istirahat bulan ini, tapi aku tidak yakin bahwa dia sedang sakit… karena kasus terakhir bersamaku dia masih terlihat bertenaga dan bersemangat “

“ owh, begitu yaa… kau mau pesan apa, Doctor ? aku bisa pesankan “

“ boleh, silahkan… “

“ kau pesan apa ? “

“ apapun yang kau pesan ! “

            Seraya melihat lihat menu, Mary Morstan terlihat senang malam ini, dia mengakui ini malam yang indah di hadapan kota London. Aku yakin dia sedang menikmati hasil pekerjaannya sekarang ini, dia mentraktirku makan malam. Tidak seperti biasanya, karena pada hari hari sebelumnya aku yang mengajaknya makan, selalu, tapi hari ini dia mengajakku bahkan restoran inilah yang dia pilih sendiri untuk makan malam. Terdengar suaranya memesan makanan

“ aku pilih ini saja, steak paprika panggang dengan anggur Swiss, aku pesan masing masing dua... Ya terima kasih, pelayan, ah, Watson… bagaimana kasus terakhirmu dengan Holmes “

“ lebih tepatnya, kasus Holmes yang dia jalankan bersamaku ah hah hah !,… aku belum tahu bagaimana dia menyelesaikannya akhir akhir ini, karena hari paling terakhir dia menjalankan kasusnya sendiri “

“ memangnya kasus seperti apa ? kuharap kau berbagi sedikit catatanmu “

“ yaa begini, sebenarnya kasus ini tidak begitu sulit dipahami, karena kasus serupa sudah pernah kita tangani sebelumnya ”

“ kau bisa ceritakan ? “

“ tentu, kapan pun kau mau, ini cerita yang mudah, baiklah, jadi seingatku ada seorang klien, seorang pria berumur kira kira 38 tahun. Dia menceritakan kasusnya mengenai hilangnya warisan ayahnya, tapi semua itu terjawab sudah. Pelakunya ternyata kakaknya sendiri, petunjuknya sangat aneh, setiap kali ada perampokan dari ulah kakaknya, tentunya dia tidak tahu apa apa saat itu, dimana pun dia berada pasti ada surat yang mengancamnya, meskipun surat itu bukan karena tulisan tangan kakaknya. Kasus terbongkar setelah investigasi dan observasi Holmes menemukan perampokan terakhir kakaknya, ada sebuah surat ketika Holmes sangat tahu cara kakaknya berkata kata, meskipun bukan tulisannya dan sang klien mengakui itu perkataan kakaknya pada surat itu, aku tidak tahu apa yang dia katakan. Tapi itulah yang membuat semua misteri sang klien terungkap dan sekarang hanya tinggal tindaklanjut bagi sang tersangka “.

“ wowh, begitu menarik bagiku “

“ yaa, karena ini pertama kalinya kau mendengar sebuah kasus, Holmes selalu mengatakan bahwa, semakin aneh sebuah kasus maka semakin sederhana petunjuk petunjuknya “

“ ah, yaa tentunya hah hah “

“ kuharap Holmes bisa menjaga diri, karena baru baru ini ada satu kubu orang orang bayaran, itu bisa jadi sebuah komunitas, entah apa nama komunitas itu. Tapi ciri ciri anggotanya, kabarnya mereka melakukan apa saja demi upeti, dan mereka berkeliaran “

“ maka begitu berbahaya di luar sini, tapi aku yakin kuharap Holmes baik baik sa… “

            tepat sebelum Mary selesai berbicara, jendela kaca disampingku yang menghadap ke jalan Ballister, pecah dan munculah Holmes terlempar dari luar lalu terbaring di atas mejaku, tubuhnya menimpa hidangan malamku dan Mary. Aku dan Mary sangat terkejut, dan semua orang melihat ke arahnya. Entah apalagi yang menjadi insidennya, aku sangat kesal melihatnya dengan keadaan pakaian yang kusut dan wajah yang lebam di pipi kiri juga memar merah ringan di atas halis kanannya. Kejutannya merusak suasana makan malamku bersama Mary, tapi bagaimana pun aku perlu menolongnya karena Holmes telah banyak menolongku di saat berbagai rintangan berbahaya melandaku bersamanya.lalu Holmes menyapaku dengan keadaan terbaring kacau seperti itu.

“ selamat malam, Watson… malam yang indah “ seraya menggulingkan dirinya jatuh dari atas mejaku ke lantai, lalu menepuk nepuk bagian dada dan bahunya, membersihkan debu dan pecahan kaca dari pakaiannya. “ aku sadar aku telah merusaknya, lindungi Mrs. Morstan dan pegang payung ini ! “ seraya berdiri dan menegakan badannya.

“ Holmes … tapi untuk apa, apa yang terjadi !? “

“ bukan apa apa, Watson… tapi “ tiba tiba ada tangan seorang pria gemuk menariknya ke tengah tengah ruangan di antara meja meja hingga Holmes jatuh lagi, sebagian besar orang keluar ketika pria gemuk itu meluncurkan pelurunya ka arah langit langit. “ tapi … gunakan payung itu sebagai pemukul ! “

“ Holmes, bertahanlah, Mary, sembunyi dibalik meja bar itu ! “ adegan apalagi yang harus kuhadapi sekarang ?.

“ Watson !, kau hadapi tiga bidaknya, aku hadapi pegulat ini ! “ Holmes memerintahkanku dengan tubuh yang tidak seimbang akibat menghadapi pukulan pukulan pria gemuk itu. Semuanya tampak kacau, makan malamku, pakaian Holmes, juga rencanaku pulang dan semua pelanggan yang berada di luar, melihat lewat kaca jendela dari luar. Restorannya hancur sudah, karena empat kriminal ini. Aku tidak tahu apa yang membuat mereka menyerang Holmes tapi, aku yakin Holmes tahu penyebabnya. Beberapa pukulanku melayang pada tiga orang itu, tapi mereka belum menyerah juga, meskipun tubuh mereka mulai lesu ditambah mereka memang dalam keadaan mabuk, aku pun merasakan nyeri otot yang berlebih akibat pukulan pukulan mereka, aku berusaha mencari tongkatku tapi itu hilang dan hanya kugunakan payung Holmes sebagai senjata yang kupegang sekarang. Kemudian, betapa mengejutkannya, tiga orang itu mengeluarkan masing masing pisaunya, salah satunya pisau yang agak besar dan panjang. Aku menegakan payung Holmes dan memukul-mukulkannya ke arah tiga orang berpisau itu, mengaitkan gagangnya pada tangan pria yang memegang pisau besar, memutarkan langkahnya sehingga dia bertabrakan dengan dua lainnnya, mereka sempat terkapar menabrak meja meja di sekitar. Tapi mereka masih juga lebih kuat untuk berdiri, lalu aku memerintahkan Mary yang bersembunyi di belakang meja bar untuk melemparkan salah satu kuali kepadaku.

“ Mary, lemparkan kuali itu padaku, yang besar itu ! “ aku berteriak memerintahkannya sementara aku memegang bahu salah satu pria, dan kedua tangan pria itu mencengkram kedua lenganku juga.

“ baiklah, Watson !... yang mana !? “ dia bingung dan mulutnya kaku karena pikirannya kacau dan dirinya panik.

“ tak usah dipilih, Mary !... Yang mana saja, yang paling besar… lemparkan ke arahku ! “ lalu dia melemparkannya kepadaku, kebetulan tubuh pria yang kupegang itu membelakangi Mary beberapa langkah dari meja bar. Saat dia melemparkan kuali itu, tidak disangka Mary melemparkannya bukan ke arah tangkapanku, tapi melayang dan jatuh tepat di atas kepala pria ini. Seketika pria itu pingsan.

“ lemparan bagus, Mary… “ aku menghela nafas panjang, lalu Holmes berteriak lagi padaku. Sungguh aku tidak mengharapkan lemparan itu.

“ Watson !, payungku ! “ aku berusaha melemparkannya ke arah Holmes tapi, lemparanku meleset dan payungnya ditangkap oleh pria gemuk itu, Holmes mulai melangkah mundur. Tapi Holmes mampu menangkis pukulan pukulan yang datang dari si pria gemuk, dan berhasil merebut kembali payungnya. Kini giliran Holmes memukulinya. Kulihat dia, melemparkan bubuk merica dari salah satu meja ke arah wajah si gemuk, lalu pria itu bersin bersin, Holmes mengaitkan gagang payungnya ke lututnya, lalu Holmes berlutut dengan satu lututnya memukul bagian patella ( sendi antara tulang paha dan tulang betis ), pria itu jatuh berlutut Holmes berdiri, gerakan berputar dengan memegang payungnya berputar tigaratusenampuluh derajat ke kiri memukulkan gagang payungnya ke leher bagian kiri lalu berputar lagi kanan memukulkannya ke pipi kanan dan terakhir memukul bagian craniumnya ( tulang bagian dahi ), kemudian pria gemuk itu pingsan dan terkapar di atas lantai. Aku mau menangani dua yang lainnya, akan tetapi mereka berdiam diri di hadapan Mary, aku sempat terheran, kemudian mereka meletakan kedua tangan di belakang kepala atas perintah Mary. Aku tidak pernah berfikir sebelumnya bahwa Mary bisa melakukan hal itu, seraya menodongkan pistol pada dua orang itu lalu Mary memerintahkan semua orang yang ada di luar, untuk masuk memanggil pihak berwenang untuk mengurus kedua orang yang tersisa ini.
            sebuah kekacauan berakhir pada malam hari ini, empat tersangka itu telah ditangkap dan dibawa ke tempat tahanan di London. Aku, Holmes dan Mary kembali pulang ke pondok Mrs. Hudson. Malam kencanku bersama Mary berakhir mengecewakan, karena kedatangan Sherlock Holmes yang mengejutkan bersama empat orang kriminal. Sesampainya di pondok,  Mary menghela nafas panjang, kemudian meminta Holmes menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, sambil membentak.

“ astaga, apalagi itu tadi, Holmes !? “ tanya Mary.

“ bukan apa apa, Mrs. Watson ! “

“ lalu, bagaimana kau menjelaskan semua ini !? “ aku menyela pertanyaan Mary.

“ ahmm, sebenarnya… aku sedang menuju perjalanan pulang dari Briony Lodge, hanya dua Blok tidak jauh kereta kudaku berhenti sebelum Baker Street. Ketika aku melewati Vellyard street, dari salah satu gang muncul empat orang itu, entah apa yang membuatnya mengejarku, Watson…hingga ke tempat makanmu, tapi aku yakin seseorang membayar mereka ! “

“ bagaimana kau bisa berfikir demikian ? “ Mary bertanya.

“ yaa, itu mudah sekali, mereka tidak tahu siapa aku, aku pun tidak. Tapi… aku yakin sekali ada orang yang telah menandai ciri ciri penampilanku, Mrs. Watson… seolah di mata mereka, aku adalah orang yang sangat familiar ” .

“ menurutmu siapa orang yang telah melakukan ini ? “ aku bertanya dengan tenang.

“ aku tidak tahu, tapi aku bisa cari tahu “. Holmes menarik nafas lelahnya.

            Tak lama kemudian, terlihat sosok Mrs. Hudson muncul di depan pintu kamar kami, membawa sepucuk surat dan sebuah kubus panjang ringan dan kecil. Perhatianku berubah dari fokus pada Holmes dan mulai menerima paket kecil dari tangan Mrs. Hudson. Aku menanyakan siapa pengirimnya, tapi Mrs. Hudson hanya memberikan dan kembali ke lantai utama, aku pikir ada pekerjaan atau pelanggan lain yang perlu dia terima. Ketika aku duduk di kursi Holmes di depan perapian lalu aku membuka suratnya, tulisannya sangat halus dan nyaman untuk dibaca. Isinya :

           
“ Untuk temanku yang terhormat, Sherlock Holmes dan rekan setiamu, Dr. Watson”
“ aku membutuhkan bantuanmu bertugas di Paris, bersama temanku dari kepolisian Perancis Mr. Schauffer. Sebuah telegram datang ke London, kudapati telegram ini dari salah satu bank di Paris, karena itulah aku berada di Perancis sekarang. Surat itu menyatakan telah adanya perampokan di Hotel d’Ors, kami menemukan beberapa petunjuk, ada topi polisi Paris, tongkat pemukul, dan sebuah pistol. Semuanya tergeletak berantakan di samping lemari uang yang telah di dobrak, Beberapa investigasi menyatakan ini ulah Arsene Lupin, tapi kami belum mengetahui apakah ini memang ulahnya, dan hubungan topi polisi, tongkat pemukul dan pistol dengan Arsene Lupin. Ada satu benda yang meyakinkan bahwa Arsene Lupin terlibat dalam perampokan itu, kau bisa membuka kotak yang aku kirim bersama surat ini. Tiga hari dari sekarang, aku dan Schauffer akan mengunjungimu antara jam 8 atau jam 9 pagi. Sekali lagi kami butuh bantuan tanganmu maka dari itu, kuharap dengan sangat, Mr. Holmes dan Dr. Watson untuk membantu investigasi kami ”.

                                                                                    “ salamku, Inspector Lestrade, divisi 8 ”.


“ baiklah, Watson… kau bisa buka kotak itu “

“ yaa, ini dia !, kau masih mengenali jarum ini, Holmes ? “

“ ya, senjata kecil dari seseorang yang pernah menjadi rivalku, Watson…Si Penipu Ulung Perancis ! “

“ memangnya siapa rivalnya, Watson ? “ Mary bertanya.

“ tidak salah lagi, Mrs. Watson !, Arsene Lupin ! “

            Holmes menjawab Mary dengan agak kesal karena mendengar nama itu lagi, seraya menempelkan jari jarinya dari kedua tanganya dan menopangkannya ke dagunya. Aku rasa Holmes berfikir entah kasus apalagi yang dihadapinya sekarang ini, terutama harus bertemu lagi sosok yang dulu sering menjebak Holmes dan aku dalam permainan konyolnya. Pertemuan kami dengan tahun baru kali ini bukanlah waktu untuk merayakannya seperti masyarakat London pada umumnya. Sherlock Holmes lebih mementingkan masalah serius orang lain, demi membantu mereka yang membawa kasus kasus aneh. Keanehan kasus mereka itulah yang membuat Holmes tertarik, Holmes tidak peduli seberapa besar ia akan dibayar, tapi yang terpenting hasrat penasarannya membawa semangat dan imajinasi untuk berbagai macam deduksi.

1 komentar:

  1. wow chany, c'est bon. tu as une haute imagination :D. je suis fière de toi ^,*

    BalasHapus